Articles in Category: Mariani Ng

How Detail Can You Go

Written by Mariani Ng Posted in Mariani Ng on Monday, 07 August 2017.

Go detail !!

Itu tantangan terbesar yang sering ditemui dalam berkomunikasi. Ada yang baru mendengar sepatah dua patah kata lalu merasa sudah tahu apa yang mau disampaikan. Ada pula yang mendengar sampai habis si pembicara bertutur kata, tapi dalam benaknya sibuk berprediksi dan menyimpulkan macam-macam atas apa yang didengar .. proses generalisasi terjadi. Kita berprediksi dan berpersepsi sesuai dengan apa yang pernah kita lakukan (experience), sesuai apa yang pernah kita alami (pengalaman) dan juga sesuai dengan apa yang sering terjadi (fakta lapangan). Alhasil, ketika kita berpikir – sebenarnya kita hanya mengutak-ngatik prasangka diri sendiri berdasarkan ‘kekayaan’ pengalaman dan wawasan intelektual kita. Bukan respon atas kenyataan apa adanya. Ironisnya, ada yang berpikir bahwa pemikirannya selalu benar, pemikirannya harus betul karena berlandaskan pengalaman sekian tahun …

 

Contoh sederhana – ketika Tuti mengatakan ‘lapar’, Budi langsung menimpali ‘mau makan apa?’ – proses generalisasi karena kata lapar selalu identik dengan perlu makan.  Serunya adalah ketika Tuti mendadak bilang ‘yuk kita pergi’ – ada saja yang langsung siap-siap jalan tanpa tahu mau kemana.

 

Kebiasaan generalisasi dan berpikir global versus spesifik dan terukur. 

 

 

Receiving Feedback

Written by Mariani Ng Posted in Mariani Ng on Wednesday, 12 July 2017.

Receiving Feedback

Menerima feedback merupakan satu keterampilan tersendiri bagi seorang coach. Karena sepanjang sesi coaching, bukan tidak mungkin klien akan protes tidak setuju atau menyatakan hal-hal yang tidak sepaham bahkan menyalahkan si coach tersebut.

 

Tentu tidak mudah menerima apalagi mengakui kesalahan terutama pada saat coaching. Namun feedback tetaplah feedback, yang bisa jadi memang didukung oleh fakta telah terjadi kesalahan, ataupun memang hanya sekedar atas dasar keadaan emosional si klien pada saat tersebut. Apapun kenyataan yang terjadi, seorang coach perlu mampu menerima feedback dari klien dengan legowo dan besar hati.

Giving Feedback

Posted in Mariani Ng on Wednesday, 12 July 2017.

Giving Feedback

Feedback adalah umpan balik yang diberikan dengan tujuan membangun. Orang-orang takut diberi feedback karena sering menjadi kritikan yang cendrung menyalahkan. 

 

Pada sesi coaching, feedback merupakan hal penting karena melalui feedback inilah klien (coachee) bisa melihat cerminan dirinya. Itulah sebabnya memberi feedback merupakan keterampilan tersendiri yang perlu dimiliki oleh seorang Meta Coach agar feedback yang diberikan berdaya-guna dan membantu klien menjadi lebih baik lagi.

 

Sepanjang sesi coaching, seorang coach perlu mampu berperan sebagai pengamat yang obyektif, tidak memihak dan mengamati apa adanya. Dengan demikian, coach mampu melihat apa yang terjadi tanpa penilaian apapun dan bahkan ‘blind-spot’ dari si klien itu sendiri. Ketika mendapatkan hal-hal demikian, coach perlu menyampaikan pada klien atas hasil pengamatannya sedemikian rupa agar klien menerima dengan baik. Artinya, menerima feedback seakan ikut melihat apa yang dilihat, seperti melihat cermin dirinya sendiri.

Why METAMIND?  read