Being Happy (2)

Written by Mariani Ng Posted in Mariani Ng on Friday, 25 July 2014.

Being Happy (2)

Menunggu pintu lift terbuka .. keluarkan HP.

Belum sempat HP dibuka, pintu lift sudah terbuka.

Masuk lift, buka HP lagi walaupun tanpa ada pesan apapun di layar HP …

 

Di meja makan sebuah restoran, ada sepasang suami istri dengan 3 orang anak kecil2 seusia TK-SD kelas 3. Kedua orangtuanya sibuk baca HP, si ibu kelihatan serius baca bb, bapak asyik menggores-goreskan telunjuk ke layar HP entah mencari apa di sana. Sementara anak yang satu sibuk sedot sedotan ke udara kosong, dua lainnya bengong mengamati arah berbeda sendiri-sendiri.

 

Saya sedih mengamati keadaan ini, walau saya sendiri pernah melakukannya juga. Bedanya, biasa saya melakukannya sendiri dan sekarang menjadi pengamat. Menarik .. karena kemudian saya bisa melihat lebih objective dan luas atas keadaan yang pernah saya lakukan sendiri.

 

Apa yang sebenarnya dicari di layar HP kecil itu? Email? Chit-chat dengan teman? (karena kadang kita bisa tersenyum sendiri sambil baca HP) Urgent? High-priority? Atau sekedar mencari-cari untuk mengisi waktu luang. Waktu luang-kah? Sementara ada 3 orang anak di meja yang sama dengan tujuan makan bersama. Sesekali si ibu mengalihkan HP ke samping dan bertanya pada salah satu anaknya – lalu kembali lagi focus pada HP di tangannya sementara anak yang lain juga bengong entah melihat apa .. berpikir apa.

Dalam konteks being happy, apakah mereka happy? Baik yang di meja makan maupun yang di dalam lift? Termasuk juga kita2 yang semakin hari semakin terlibat dengan HP kita? Dalam suatu perjalanan di MRT negara tetangga, sepanjang jalan sepi karena hampir seluruh penumpang focus ke HP di tangan masing2, sisanya tidur. Saya bandingkan dengan 5 tahun lalu ..

 

Ketika tanpa sadar saya mengeluarkan HP saat menunggu lift yang hanya 1-2 menit, saya mulai mengamati diri sendiri. Ada apa kok ga berdiri diam saja menunggu lift? Ada apa kok tidak mengamati saja keadaan sekeliling .. warna tembok yang (sepertinya) telah berubah. Atau tersenyum dengan orang di samping? Ah .. mereka juga lagi asyik baca HP kok .. hahaha …

 

Begitu sepi-kah dunia ini sampai tidak lagi merasakan orang di sekeliling kita sehingga lebih memilih berhubungan dengan orang2 yang jauh via HP? nge-tweet, instagram …  Begitu tidak ada yang menarikkah di sekeliling kita sehingga kita perlu mencari apa yang menarik di facebook, atau social media lainnya?

 

Yang jelas, kita telah mengalihkan seluruh focus kita hanya pada pikiran kita .. logika, pemikiran, pengamatan secara visual (gambar, kata2 di layar) .. tanpa suara, tanpa perasaan. Memang akhirnya bisa memicu perasaan -  gemes, lucu, geli ataupun marah dan sedih. Still, semua itu dipicu oleh hal eksternal, yang diawali oleh logika dan pemikiran kita. Bila logika mengatakan tidak perlu merasakan, maka tidak ada perasaan yang dirasakan. Bila pemikiran menyatakan tidak lucu, maka kemudian kita akan tetap serius tanpa bantahan apapun. Lalu dimana control perasaan? Being happy?

 

~ I want to know if you can be alone with yourself, and truly like the company you keep in the empty moments (puisi ‘The Invitation’ by a Native American Elder, Oriel Mountain Dreamer) 

 

Bisakah kita hanya diam saja tanpa melakukan apapun di saat tidak ada yang perlu dilakukan, hanya diam dan merasakan diri sendiri, berteman dengan diri sendiri, berkenalan dengan diri sendiri. Jangan2 ada yang belum kita kenali, atau ada perasaan yang perlu kita ketahui.

 

Akhirnya saya berpikir, bisakah saya merasakan bahagia bila tidak punya waktu untuk merasakan perasaan saya sendiri? Di tengah kesibukan dan pacu waktu hari ke hari, pernahkah saya berpikir apa yang saya rasakan selainberpikir apa yang perlu dipikirkan dan apa yang perlu dilakukan? 

 

By the end, sebenarnya bukan karena tidak bahagia, bukan pula karena tidak ada kebahagiaan .. tapi karena tidak ada waktu untuk merasakan. Tidak ada waktu untuk merasakan perasaan.

 

Di hari-hari fitri yang berbahagia ini ..

Bagi yang merayakan Idul Fitri bisa kumpul dengan keluarga dan sanak saudara ..

Bagi yang sedang berlibur bisa kumpul pula dengan keluarga dan teman ..

Semoga tidak lagi berpikir tentang perasaan, apalagi pikiran. Saatnya untuk merasakan kebahagiaan, yang diawali dengan rasa syukur pada YMK, nikmat atas udara dan waktu yang diberikan, dan kemudian giving .. memberi. Memberi waktu yang kita miliki buat keluarga dan orang tercinta, memberi perhatian pada teman dan lingkungan .. juga memberi bagi mereka yang kekurangan .. entah kekurangan uang, kekurangan perhatian dan juga kekurangan perasaan.

 

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1435H

Minal Aidin Wal Faidzin, mohon maaf lahir dan batin.

Mohon maaf bila ada salah kata dan pemikiran selama ini ...

 

Selamat berlibur panjang ..

Keep smiling & being happy .. :-D

Be here, be now.

Just be for no reason.

 

Dan bagi yang tetap bekerja di hari-hari libur ini, tetap smile & being happy.

Just be for no reason :-D.

 

Jakarta, Juli 2014.

About the Author

Mariani Ng

Mariani Ng

She is a Founder of PT. METAMIND Tata Cendekia and the first woman in ASIA who is certified and licensed trainer of  NLP – NS trainings to provide International Certification of Meta-NLP Practitioner, International Certification of Master Practitioner.

Click here for detail

Why METAMIND?  read