Saya Sudah Tahu (2)

Written by Mariani Ng Posted in Mariani Ng on Thursday, 19 June 2014.

Saya Sudah Tahu (2)

Saya sudah tahu.

Hmm... masih 'sexy'-kah kata ini bila tahu bahwa apa yang kita tahu belum tentu akan kita lakukan?

 

Menyambung tulisan saya terdahulu (Saya sudah tahu (1)) tentang bagaimana efek sikap 'saya sudah tahu'  terhadap diri dan orang lain, kali ini saya ingin bahas tentang apa dan bagaimana merubah sikap 'saya sudah tahu' ini .. tentunya, bila kita memang ingin merubahnya :-)

 

Ada satu teknik di Accessing Personal Genius yang namanya 'Mind to Muscle' (M2M). Teknik ini menjelaskan bagaimana menterjemahkan apa yang kita tahu (mind) ke dalam tindakan kita (muscle).

 

Why?

Karena kita sering telah banyak tahu. Pengetahuan, pengalaman, ketrampilan. Dengan pengetahuan plus pengalaman plus ketrampilan yang telah kita miliki, seyogyanya kita mampu melakukan setiap rencana tanpa ada kata penundaan apalagi menyesali waktu yang cepat berlalu. Kenyataannya, hal2 di atas masih sering terjadi. Bahkan kita masih mendengar kata 'omdo' alias omong doang alias tidak lakukan apa yang telah diucapkan. 

 

Why it happens?

Mind and body is one system. pikiran dan badan (perasaan) adalah satu sistem yang sama, yang mempengaruhi satu sama lain. Suatu keputusan (ide, rencana) baru akan dijalankan bila sudah ada keselarasan pikiran dan perasaan kita. 

 

'Saya sudah tahu'. Tapi, apa saya meyakininya? Apa hati saya ikut merasakan bahwa saya sudah tahu dan meyakininya?

 

Contoh:

'Saya mau ke gym hari ini'.

Ketika mengucapkan, dalam hati saya berpikir 'apa iya', 'keburu ngga ya' .. secara tidak sadar kita meragukan apa yang telah kita ucapkan sendiri.

 

Contoh lain:

'Baiklah, saya yakin ini adalah keputusan terbaik bagi kita semua. Mari kita jalankan bersama'.

But then, saya lirik samping kiri dan kanan mengamati respon orang-orang tersebut .. apa mereka setuju atau tidak, apa mereka akan jalankan keputusan ini. Alias, ada keraguan bahwa keputusan ini telah disepakati bersama.

 

Belief, keyakinan.

Believe, meyakini.

Ketika meyakini sesuatu, kita seperti menyepakati dan setuju menjalaninya tanpa alasan apapun. Contoh singkat belief: percaya bahwa rumah tusuk sate  adalah rumah tidak bagus. Seorang yg percaya hal itu akan menolak bila ditawarkan rumah yang sebagus apapun yang berada di posisi tusuk sate. Ketika ada temannya yang menempati rumah tusuk sate, maka dia akan berusaha mencocok-cocokkan setiap kejadian yang tidak menyenangkan dengan posisi rumah yang tusuk sate tersebut. Tanpa disuruh, tanpa alasan, bahkan alasan yang dipaksakan sekalipun tetap dianggap benar.

 

Kembali ke 'saya sudah tahu' ..

Ketika tidak kita yakini, maka apa yang kita sudah tahu hanyalah tinggal sekedar tahu saja. Orang-orang di sekitar menggerutu karena sudah sering mendengar kata tersebut kita ucapkan tapi belum pernah dilakukan. Atau sebaliknya, saya yakin tapi perasaan saya kurang 'sreg' - waswas kalau-kalau itu tidak benar. Akhirnya .. hanya sekedar 'saya sudah tahu' saja tanpa action apapun.

Sekarang, tinggal analisa apa tujuan kita mengatakan demikian. Apakah sekedar ingin menunjukkan kita telah tahu saja (biar kelihatan lebih tahu), ingin cepat memotong pembicaraan orang yang bersangkutan agar tidak dia lanjutkan lagi karena terlalu bertele-tele, atau memang sudah tahu tapi tidak mampu mewujudkannya?

 

Mudah-mudahan kata 'saya sudah tahu' bukan hanya sekedar ucapan untuk menunjukkan keunggulan kita perihal pengetahuan yang 'sudah' duluan kita tahu, tapi benar-benar kenyataan bahwa kita sudah tahu dan mampu melakukannya karena kita yakini. Buktikan!!

 

Medio, Juni 2014.

 

About the Author

Mariani Ng

Mariani Ng

She is a Founder of PT. METAMIND Tata Cendekia and the first woman in ASIA who is certified and licensed trainer of  NLP – NS trainings to provide International Certification of Meta-NLP Practitioner, International Certification of Master Practitioner.

Click here for detail

Why METAMIND?  read