Kemampuan Vs Kekuatan

Written by Mariani Ng Posted in Mariani Ng on Monday, 06 March 2017.

Hmmm ... bagaimana kalau ada kekuatan tapi belum ada kemampuan?

 

Saya meyakini bahwasanya setiap orang punya kekuatan untuk melakukan apapun. Dan seperti yang Yudi tulis di dalam, kekuatan itu bisa dilatih. Alah bisa karena biasa. Latih diri mulai dari hal-hal kecil, mulai melatih 'baby step' untuk memupuk kekuatan itu.

 

Kemampuan vs kekuatan, power vs strength ..

Dalam bahasa Indonesia ... apa kemampuan identik dengan power? Apa kekuatan identik dengan strength? atau sebaliknya, kemampuan adalah strength, dan kekuatan adalah power. Hahaha, saya jadi bingung sendiri. 

 

Contoh:

- He is strong enough to lift up the car (dia cukup kuat untuk mengangkat mobil itu).

a. He has the strength to lift up the car (dia punya kekuatan untuk mengangkat mobil itu).

Atau,

b. He has the power to lift up the car (dia punya kekuatan untuk mengangkat mobil itu).

 

Bayi punya kemampuan untuk berdiri tetapi belum cukup kuat karena tulang atau belum punya pengetahuan tentang cara berdiri.

- Bila bayi belum cukup kuat karena tulangnya belum punya kekuatan untuk menahan beban berat badannya, then his/her bones are not strong enough to stand up. Strength.

- Bila bayi belum punya pengetahuan tentang cara berdiri .. ini soal capability. Dia belum tahu caranya untuk berdiri. Power.

 

 

CHANGE, Siapa Takut?

Written by Mariani Ng Posted in Mariani Ng on Monday, 27 February 2017.

CHANGE, perubahan. Sebuah kata yang sederhana tapi dalam. Hampir setiap orang yang ditanya mengakui ingin berubah, ingin memiliki hidup yang lebih baik, ingin memiliki prestasi yang lebih baik, ingin memiliki penghasilan lebih tinggi, ingin menjadi seseorang yang lebih berkualitas, ingin hidup lebih hidup lagi. 

 

Jika memang semua yang disebutkan di atas begitu diingini, mengapa ada perasaan enggan untuk berubah? Mengapa ada penundaan saat mau berubah? Mengapa ada keraguan ketika disodori suatu konsep perubahan?

 

Berubah, menghasilkan sesuatu yang baru. Berubah, menjadi sesuatu yang baru. Dan inilah intinya, yang baru itu seperti apa? Yang baru itu apakah masih sama seperti yang sekarang ini? Yang baru itu apakah nyaman atau menyakitkan?

Apanya Apa?

Written by Mariani Ng Posted in Mariani Ng on Monday, 20 February 2017.

Bila pada edisi terdahulu kita telah membahas tentang efek dari kata tanya ‘mengapa’ dan ‘kenapa’, mari kita lanjutkan dengan kata tanya ‘apa’. Kata tanya ini cukup menarik bila dibahas, bukan hanya pada satu kata tunggal saja. Paduan singkat satu pertanyaan ‘apanya apa’ justru memancing jawaban yang detil dan spesifik. Berikut detil penjelasannya.

 

Sebagai seorang coach, khususnya personal dan bisnis coach, pekerjaan rutinitas saya adalah bertanya dan bertanya. Tugas saya adalah memfasilitasi seseorang agar lebih cepat mencapai tujuan/targetnya, baik itu kehidupan pribadi maupun profesional/bisnis. Walaupun agenda utama adalah mencapai tujuan/target, namun yang selalu muncul adalah masalah demi masalah yang menghambat pencapaian tersebut, entah itu dari sisi internal pribadi diri  maupun faktor eksternal. Sebagai coach, saya tidak memberikan solusinya begitu saja walaupun tahu pasti apa masalah sebenarnya yang menghambat. 

 

Mengapa demikian?

 

Why METAMIND?  read