Mengapa saya? Mengapa tidak?
Tulisan ini berawal dari kenyataan ‘harus’ menulis artikel untuk sebuah media cetak. Mau diterbitkan segera. Lalu saya menggerutu, seandainya saja bukan saya. Tapi kemudian saya balik menggerutui gerutuku tadi, siapa suruh suka menunda-nunda. Ahhhh ...
Lalu saya mulai berusaha mengetik di smartphone, ketik 1 paragraf dengan berbagai koreksi – backspace sambil menggerutu lagi – why me. Kenapa saya yang harus menulis? Bukankah ada orang lain juga yang tahu ilmu ini dan bisa menulis juga. Lagi-lagi entah bagian mana dari diri ini yang ikut menimpali, kapan selesainya kalau dari tadi hanya menggerutui diri sendiri.
Hmm ... Ternyata itu sebabnya.
Alih-alih mengerjakan tugas dan amanah, saya sibuk berkonflik dengan diri sendiri, gerutu menggerutu protes ‘mengapa saya’ ... alhasil waktu dan pikiran saya lebih tersita pada diri sendiri, suka mengerjakan atau tidak, merasa terpaksa atau tidak .. daripada fokus pada apa yang mau dituliskan. Alhasil kemudian muncul ide untuk menuliskan ini.
Pernahkah Bapak dan Ibu alami seperti pengalaman saya di atas?