Articles in Category: Mariani Ng

Well-Formed Problem

Written by Mariani Ng Posted in Mariani Ng on Sunday, 27 July 2014.

Well-Formed Problem

Kata ‘Well-Formed Outcome’ tidak asing bagi mereka yang sudah mengenal NS-NLP. Juga bagi mereka yang ikut pelatihan untuk goal setting, umumnya pada akhir tahun untuk menyusun target rencana bisnis tahun berikutnya. Well-Formed Outcome merupakan salah satu teknik untuk perancangan target (outcome) yang lebih terstruktur lengkap dengan rencana pelaksanaannya.

Lha, Well-Formed Problem? Problem setting? Merencanakan masalah?

(Terminologi ini dari buku ‘Change Management Excellence: Putting NLP to Work’ by Martin Robert ). 

Setiap orang pernah memiliki problem/masalah. Masalah tetap masalah, mau dirubah atau diartikan (reframing) dengan tantangan (challenge), kesempatan (opportunity); tetaplah masalah. Ada beberapa reaksi yang muncul ketika seseorang bermasalah. Ada yang langsung memvonis dirinya bermasalah dan langsung bingung tidak keruan, tidak melakukan apapun kecuali terus berpikir ‘kenapa begini?’ - masalah menguasai dirinya

Being Happy (2)

Written by Mariani Ng Posted in Mariani Ng on Friday, 25 July 2014.

Being Happy (2)

Menunggu pintu lift terbuka .. keluarkan HP.

Belum sempat HP dibuka, pintu lift sudah terbuka.

Masuk lift, buka HP lagi walaupun tanpa ada pesan apapun di layar HP …

 

Di meja makan sebuah restoran, ada sepasang suami istri dengan 3 orang anak kecil2 seusia TK-SD kelas 3. Kedua orangtuanya sibuk baca HP, si ibu kelihatan serius baca bb, bapak asyik menggores-goreskan telunjuk ke layar HP entah mencari apa di sana. Sementara anak yang satu sibuk sedot sedotan ke udara kosong, dua lainnya bengong mengamati arah berbeda sendiri-sendiri.

 

Saya sedih mengamati keadaan ini, walau saya sendiri pernah melakukannya juga. Bedanya, biasa saya melakukannya sendiri dan sekarang menjadi pengamat. Menarik .. karena kemudian saya bisa melihat lebih objective dan luas atas keadaan yang pernah saya lakukan sendiri.

 

Apa yang sebenarnya dicari di layar HP kecil itu? Email? Chit-chat dengan teman? (karena kadang kita bisa tersenyum sendiri sambil baca HP) Urgent? High-priority? Atau sekedar mencari-cari untuk mengisi waktu luang. Waktu luang-kah? Sementara ada 3 orang anak di meja yang sama dengan tujuan makan bersama. Sesekali si ibu mengalihkan HP ke samping dan bertanya pada salah satu anaknya – lalu kembali lagi focus pada HP di tangannya sementara anak yang lain juga bengong entah melihat apa .. berpikir apa.

Being Happy (1)

Written by Mariani Ng Posted in Mariani Ng on Friday, 25 July 2014.

Being Happy (1)

Saya baru mengikuti upacara wisuda di salah satu universitas di luar negri beberapa hari lalu dan memperoleh inspirasi untuk menulis artikel ini. Di awal upacara, Rektor  universitas tersebut mengawali pidatonya dengan mengatakan bahwa ketika merancang pidato untuk upacara wisuda itu, beliau ditawari dengan berbagai pilihan topic. Pilihan pertama, tentang sepakbola yang sedang ramai dibicarakan. Beliau menolak, karena merasa kurang tahu tentang sepakbola ini. Lalu pilihan kedua, tentang kompetisi pasar yang akan dihadapi para alumnus di masa kini. Beliau berpikir dan kemudian menolak lagi, karena beliau yakin para alumni sudah tahu dan mempelajari betapa kompetitif-nya permintaan pasar saat ini, dan tentunya sudah bersiap siaga menghadapi keadaan ini. Dan yang paling menarik buat saya adalah pilihan ketiga yang akhirnya menjadi topic pidato hari itu, BEING HAPPY.

 

Topik yang sangat sederhana, tapi mendalam.

Di jaman percepatan informasi saat ini, dimana setiap individu saling berlomba untuk menang dan berprestasi tinggi, sekolah mencari ilmu sampai bergelar tinggi, bekerja siang malam mencapai kedudukan tinggi dan nama baik yang diakui sebagai eksistensi diri .. ada satu hal yang dilupakan, yakni kembali menjadi manusia apa adanya. Kembali pada nilai yang paling hakiki, yang mendasari semua kerja keras dan kejar prestasi selama ini .. bahagia.

 

Betapa tidak. Lihat saja bagaimana setiap tahun para orangtua sudah mendaftarkan putra-putrinya yang masih sangat kecil untuk sekolah, belajar bersosial katanya, atau agar suka bersekolah. Kualitas bermain di masa kanak2 mulai tesisihkan untuk belajar di sekolah dengan judul sambil bermain. Kreativitas yang umumnya ditemukan seorang anak lewat eksplorasi diri di alam sekitar mulai berkurang seiring dengan tuntunan dan panduan guru di sekolah bermain. Lalu kemudian setiap tahun orangtua berusaha memacu anak agar rajin dan pintar, memicu mereka agar menjadi juara satu, kalau tidak juara kelas ya juara nyanyi, juara nari, juara gambar dan apapun yang pokoknya masih bertitelkan juara. Siapa yang bangga? Ayah dan bunda.

Why METAMIND?  read