Don’t worry .. be grumpy!!

Written by Mariani Ng Posted in Mariani Ng on Monday, 19 September 2016.

Biasanya orang selalu berusaha happy, senang, menikmati. Bahagia seakan menjadi satu keharusan yang melambangkan kesempurnaan, semua orang ingin bahagia, semua orang ingin senang, semua orangingin bisa menikmati. Jadi tidak jelas, sebenarnya bahagia itu adalah tujuan atau proses.

 

Ketika ada sesuatu terjadi dan membuat kesal, kita lalu menyesal mengapa kita kesal dan tidak bahagia. Alhasil kita lalu marah atas kejadian itu karena membuat kita tidak bahagia, kecewa karena tidak sesuai rencana yang kemudian memicu emosi negatif yang semakin jauh dari bahagia dan senang tadi. Semakin dipikirin, semakin kesal dan berkeluh kesah. Yang kita kesalkan kali ini bukan lagi karena kejadian tadi, tapi justru karena kita kesal, marah, tidak bahagia dan tidak senang tadi. Kita memarahi kekesalan kita, kita menyesali kemarahan atas kekesalan ini, kita kecewa bisa menyesali kemarahan yang terjadi atas kekesalan tadi dan seterusnya dan seterusnya ... lalu kita bandingkan ‘keharusan’ menjadi bahagia dan senang tadi .. wah semakin jauh, semakin kesal, semakin kecewa .. bagai lingkaran setan .. tidak jelas lagi yang mana duluan. Yang jelas perasaaan dan emosi negatif saling bertumpuk.

Beda kalau kita mengijinkan diri untuk kesal. 

Saya kesal ketika ada yang datang terlambat. Lalu saya ijinkan diri kesal karena memang sudah diingatkan beberapa kali tetap saja datang tidak tepat waktu. Akhirnya saya bisa kesal dengan bahagia, saya bisa bersenang ria dengan kekesalan saya .. karena toh memang ada yang tidak sesuai dengan harapan, ada yang tidak pada tempatnya. Pilihan saya adalah beradaptasi dengan keterlambatan tersebut, atau beradaptasi dengan perasaan saya sendiri. Happily grumpy!!

 

Tulisan ini bukan mengajak kita untuk terus menerus mengeluh, kesal, marah atau sejenisnya. Justru sebaliknya, ingin mengingatkan kita bahwa betapa kita terlalu terikat pada keharusan untuk menjadi sempurna, keharusan segala sesuatu sesuai rencana bahkan hingga perasaan-pun perlu direncanakan. Hidup jadi serba diatur dan teratur. Hingga kebahagiaanpun ikut diatur. Alhasil ketika tidak sesuai, langsung vonis bahwa itu salah dan tidak pada tempatnya, langsung merasa tidak sempurna dan ada yang hilang. Justru ketakutan inilah yang kemudian memunculkan rasa tidak bahagia dan tidak bisa menikmati tadi. 

 

Ijnkanlah diri untuk merasakan apapun perasaan yang muncul. Sederhana. Ketika muncul kesal, ya sudah kesal saja. Nikmati kesal yang sedang dirasakan, lakukan kesal dengan senang hati. Tidak ada penyalahan diri, tidak ada pemberontakan diri, tidak ada konflik. Kesal dengan tenangnya tanpa merasa risih atau terganggu. Kesal dengan damai. Hahaha .. can you imagine that?

 

Don’t worry, be grumpy. Saya pikir kutipan dari Ajahn Brahm ini banyak benarnya.

Lakukan saja setiap kali muncul perasaan atau emosi negatif. Kata kuncinya hanya satu, ijinkan dirimu untuk berperasaan atau beremosi negatif tadi. Dari sini kemudian akan timbul rasa tenang dan damai, tidak ada lagi menyalahkan diri sendiri. Timbul rasa percaya pada diri sendiri, rasa kepastian atas kemampuan diri dan akhirnya berujung pada keberhasilan dalam melakukan apapun. Bila terjadi salah, tetaplah beri ijin untuk melakukan kesalahan, dan seterusnya dan seterusnya. Beranikah?

 

Hal yang sama juga kita lakukan pada situasi dan kondisi eksternal. Ketika ada yang tidak berjalan lancar, ijinkanlah untuk tidak berjalan lancar. Adaptasi bahwa memang begitu keadaannya, lalu mulai cari solusi. Daripada tidak terima dan protes tapi entah pada siapa, kesal dan kecewa. Alhasil yang dilakukan bukan mencari solusi malah uring-uringan sendiri. Emosi semakin membawa diri jauh dari solusi, malah bisa berujung pada depresi dan tidak percaya diri.  Tentu bukan ini yang kita inginkan.

 

Give yourself permission to feel. Feel it happily.

Kita bisa bersenang ria setiap saat, senang ria marah ataupun senang ria tertawa.

Nikmati setiap saat, karena setiap saat itu sangat berarti.

 

Salam, Mariani

About the Author

Mariani Ng

Mariani Ng

She is a Founder of PT. METAMIND Tata Cendekia and the first woman in ASIA who is certified and licensed trainer of  NLP – NS trainings to provide International Certification of Meta-NLP Practitioner, International Certification of Master Practitioner.

Click here for detail

Why METAMIND?  read