Emosi? Bukan Masalah.

Written by Mariani Ng Posted in Mariani Ng on Tuesday, 26 July 2016.

Emosi? Bukan Masalah.

Beberapa tahun lalu saya pernah tulis tentang 'Well-Formed Problem'. Istilah ini muncul sebagai antagonis dari 'Well-Formed Outcome' yang dipelajari di NLP Practitioner untuk perencanaan target alias goal setting.

Sore ini mendadak terlintas istilah tersebut dan serta merta jari ini langsung 'menari' di atas HP-ku sambil duduk di cafe. Pikiranku melanglang ke saat-saat sertifikasi GTMC (Group & Team Meta Coach) oleh Michael Hall di Jakarta akhir Feb 2016 lalu.

'Emotion is never the problem. It is just the symptom' ..itu ucapannya beberapa kali baik di kelas maupun saat santai 'nge-wine' malam hari sambil bahas beberapa keadaan. Emosi merupakan gejala, bukan masalah.

Jadi kalau ada yang mengatakan 'duh saya bete nich' .. ini hanya gejala. Biasanya akan direspon dengan pilihan pertanyaan/pernyataan di bawah ini:

  1. Kenapa bete? Jawabnya pasti keadaan demi keadaan yang semakin diceritakan semakin bete.
  2. Ngapain bete, cuekin aja. Alhasil akan semakin bete sambil berusaha abaikan bete tersebut. Atau malah semakin dipikirkan semakin bete padahal tujuannya mengabaikan.

Emosi hanya sebuah gejala, dimana kita sering terjebak dalam lingkaran emosi itu sendiri daripada berusaha menangani emosi tersebut. Hal ini bisa terjadi karena kita menganggap emosi adalah masalah yang harus diselesaikan. Tidak boleh marah, tidak boleh takut, tidak boleh frustasi, dan banyak lagi sejenisnya. Alhasil di tengah perasaan emosi tadi kita melarang diri utk merasakan emosi tersebut, plus kadang ditambah perasaan tabu atau merasa bersalah sehingga harus segera menghilangkan perasaan tersebut. Perasaan emosi plus perasaan harus menghilangkan plus perasaan bersalah plus ... semuanya adalah perasaan. Bukankah makin berlapis perasaannya?

Bila ingin keluar dari suatu keadaan emosional, gunakan ranah berpikir (kognitif), bukan lagi ditambah dengan perasaan. Sebagaimana yang dikatakan, emosi bukanlah masalah tapi merupakan gejala. Keluar dari perasaan tersebut dan berpikir, emosi ini merupakan gejala dari apa?

Dalam proses coaching, pertanyaan-pertanyaan yang saya akan tanyakan ketika seseorang mengakui sedang emosi adalah sbb.:

- Apakah emosi ini masalah bagimu?
  * Bila tidak, lalu ini masalah bagi siapa?
  * Bila ini bukan masalah bagimu, lalu apa yang perlu dilakukan sekarang?

- Bila iya, bagaimana ini bisa menjadi masalah bagimu?
  * Sampai di sini kita perlu jelas apakah benar ini bermasalah baginya atau hanya sekedar perasaan yang dirasakan saja karena dia tidak mau merasakan emosi itu.
  * Bila memang bermasalah yang merugikan, fokus pada apa yang terjadi yang menimbulkan masalah ini dengan pertanyaan di bawah ini:
     a. Apa yang terjadi yang menimbulkan masalah bagimu?
     b. Emosi ini adalah gejala dari apa?
     c. Apa yang membuatmu emosi demikian bila tahu itu menjadi masalah bagimu?

Hati-hati untuk tidak bertanya 'kenapa emosi' karena justru membuat semakin emosi nantinya.

Dan seterusnya dengan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada permasalahan yang dialami, bukan perasaan yang dirasakan.

Well-formed Problem, mengajak kita untik mengidentifikasikan suatu permasalahan dengan tepat, lebih dari sekedar perasaan yang merasakan masalah dan galau yang berkepanjangan. Karena ternyata banyak masalah yang sebenarnya bukan masalah. Perasaan yang memperberat keadaan dan semakin menjadi masalah akhirnya. Ada juga salah bidik masalah. Selain perasaan yang terlibat, juga menjadi bias dan semakin kalut dalam ketidakjelasan. Bukankah ini menambah kegalauan?

Jadi bila ada yang sedang masalah, atau ada yang sedang emosional, kenali emosi itu sebagai hanya suatu gejala saja. Identifikasi gejala dari apa, yang sekaligus menjadi masalah yang sedang dihadapi.

Sambut emosi tersebut dan selesaikan masalahnya.

 

Akhir Juli 2017.

Mariani

About the Author

Mariani Ng

Mariani Ng

She is a Founder of PT. METAMIND Tata Cendekia and the first woman in ASIA who is certified and licensed trainer of  NLP – NS trainings to provide International Certification of Meta-NLP Practitioner, International Certification of Master Practitioner.

Click here for detail

Why METAMIND?  read