Kemampuan Vs Kekuatan

Written by Mariani Ng Posted in Mariani Ng on Monday, 06 March 2017.

Hmmm ... bagaimana kalau ada kekuatan tapi belum ada kemampuan?

 

Saya meyakini bahwasanya setiap orang punya kekuatan untuk melakukan apapun. Dan seperti yang Yudi tulis di dalam, kekuatan itu bisa dilatih. Alah bisa karena biasa. Latih diri mulai dari hal-hal kecil, mulai melatih 'baby step' untuk memupuk kekuatan itu.

 

Kemampuan vs kekuatan, power vs strength ..

Dalam bahasa Indonesia ... apa kemampuan identik dengan power? Apa kekuatan identik dengan strength? atau sebaliknya, kemampuan adalah strength, dan kekuatan adalah power. Hahaha, saya jadi bingung sendiri. 

 

Contoh:

- He is strong enough to lift up the car (dia cukup kuat untuk mengangkat mobil itu).

a. He has the strength to lift up the car (dia punya kekuatan untuk mengangkat mobil itu).

Atau,

b. He has the power to lift up the car (dia punya kekuatan untuk mengangkat mobil itu).

 

Bayi punya kemampuan untuk berdiri tetapi belum cukup kuat karena tulang atau belum punya pengetahuan tentang cara berdiri.

- Bila bayi belum cukup kuat karena tulangnya belum punya kekuatan untuk menahan beban berat badannya, then his/her bones are not strong enough to stand up. Strength.

- Bila bayi belum punya pengetahuan tentang cara berdiri .. ini soal capability. Dia belum tahu caranya untuk berdiri. Power.

 

 

Alhasil saya googling kamus mencari tahu.

Strength is kekuatan.

Power is kekuatan. Kekuasaan. Daya kuasa, kemampuan.

 

 

Dalam kamus Inggris to Inggris:

Strength is physical energy or intensity, force, a power to do something...

Power is ability, possession of the qualities (especially mental qualities) required to do something or get something done, possession of controlling influence. Kata kunci ==> posses (memiliki).

 

Dalam kalimat matematika:

Power = strength (kata benda) x ability (kata kerja) 

Power = Strength (fisik kita) x ability (pikiran kita)

 

Artinya, walaupun kita kuat dan punya tenaga (strength +) tapi kalau tidak tahu (ability -), maka tidak mampu (plus x minus = minus)

Artinya juga, kalau kita tahu (ability +) tapi tidak punya tenaga (strength -), tidak mampu (minus x plus = minus) juga.

 

Bagaimana kalau punya kekuatan dan tenaga (strength +) dan banyak tahu (ability +) 

apakah pasti power jadi positif (plus x plus = plus)?

Belum tentu, karena ada satu faktor, yaitu kemauan.

 

Bukankah sering kita temui itu?

Orang cerdas dan berpotensi tapi tidak berkembang .. karena tidak mau. Arogan.

 

 

Kesimpulan: 

Untuk mendapat power (kemampuan), maka perlu berlatih kekuatan (strength) dan menambah pengetahuan (ability). Lalu bagaimana dengan kemauan? 

 

Atau mungkin, rumus matematikanya jadi begini:

Power = (strength + ability) x will

 

Hehehe .. tidur lagi ah, mendung.

Saya boleh saja punya tenaga untuk kerja hari ini, juga tahu apa yang perlu dikerjakan hari ini. Tapi tidak ada kemauan. Akhirnya, ga punya kemampuan. Semakin besar keinginan saya untuk tidur, semakin saya tidak mampu melawan ngantuk saya, nguap bolak balik padahal badan segar, rencana kerja jelas dan penuh action plan .. tetap malas. No willingness .. alhasil lack of power.

 

Sebaliknya, ada tenaga untuk maju .. mauuu banget untuk maju, tapi tidak punya pengetahuan untuk maju .. solusinya, ikut training. Dalam kelas rajin mencatat, menghafal dan lakukan sendiri habis training. Mudah2an berhasil.

 

Ada tenaga untuk maju, tidak punya pengetahuan untuk maju, tidak mau untuk maju .. 

Solusinya, ikut workshop. Dalam kelas dilarang mencatat. Pahami saja, hayati, buka hati dan pikiran, aplikasi langsung.

 

Ada pengetahuan untuk maju, ada kemauan untuk maju, tidak ada tenaga untuk maju ... ahhh masakkk ... balik lagi deh jadi baby, start a baby step. Beranikah?

 

Kemampuan versus kekuatan

 

 

About the Author

Mariani Ng

Mariani Ng

She is a Founder of PT. METAMIND Tata Cendekia and the first woman in ASIA who is certified and licensed trainer of  NLP – NS trainings to provide International Certification of Meta-NLP Practitioner, International Certification of Master Practitioner.

Click here for detail

Why METAMIND?  read