Self-Leadership

Written by Mariani Ng Posted in Mariani Ng on Sunday, 08 November 2015.

Telur yang dipecahkan dari luar tidak akan terjadi kehidupan. Anak ayam baru bisa hidup bila telur menetas sendiri dari dalam.

 

Demikian juga dengan keberhasilan diri. Pihak eksternal bisa saja terus memberi motivasi dan dukungan, mengajak dan memimpin kita menuju keberhasilan. Berapa banyakkah yang berhasil? Berapa banyak pula yang berjalan terseret-seret kalau tidak mau dibilang berhenti sama sekali? Di perusahaan, banyak waktu dan energi terkuras hanya untuk memotivasi dan memberi dukungan pada karyawan, yang sebenarnya bisa dialokasikan untuk fokus pada pengembangan lain.

 

Saya dulu berandai-andai ..

"Andai saja setiap orang mengenali dirinya sendiri .."

"Andai saja setiap orang mampu motivasi dirinya sendiri .."

"Andai saja setiap orang ada kesadaran dan kemauan untuk maju tanpa disuruh .."

"Andai saja .."

 

Lalu saya kenali, bahwa ternyata kenal dan sadar diri saja tidak cukup. Bahwa ternyata banyak orang yang merasa sudah tahu apa yang dia mau. Juga punya kemauan untuk maju. Bahkan lengkap dengan atribut gelar akademis dan pengalaman berjibun .. tapi tidak punya keberanian. Tidak punya kekuatan penuh untuk menjalankannya. Ibarat tidak punya remote control atas dirinya sendiri. Terombang-ambing dalam kegamangan dan penundaan ambil keputusan.

 

Pantas Nelson Mandela dalam pidatonya yang terkenal mengatakan bahwa ‘Our deepest fear is not that we are inadequte. Our deepest fear is that we are powerful beyond measure.It is our light, not our darkness, that frightens us most’.

  

Ketakutan kita yang terbesar bukanlah kelemahan kita, tapi justru kekuatan kita yang melebihi batas. Silakan takut, it is normal dan human banget. Tapi mari kita beranikan diri .. saya sering bilang bahwa bukan kelemahan kita yang membuat kita tidak bergeming, tapi justru banyak kemauan yang tidak kita kenali. Bukan ketakutan yang perlu kita resahkan, tapi keberanian yang perlu kita pikirkan. Manusia sudah terlalu pintar untuk mengenali masalah dan ‘melemahkan’ diri untuk senantiasa berada dalam zona aman. Terlalu protektif atas nama makhluk survival dan secara tidak langsung berada dalam ketakutan. Di sisi lain, ada kekuatan. Kekuatan yang jarang kita kenali, yang karena tidak kenal maka tidak tahu. Tidak tahu jadi tidak jelas. Tidak jelas maka jadi takut.

 

Self-leadership atau kepemimpinan diri sudah sering kita dengar. Kata yang sounds good tapi jarang bisa dipraktekkan. Ada juga yang salah kaprah. Kok bisa? Ada yang merasa sangat perlu menunjukkan bahwa dia bisa memimpin dirinya sendiri hingga ‘bersikeras’ menjadi pimpinan bagi diri dan orang lain. Apa yang sudah dikatakan tidak boleh berubah, apa yang sudah diucapkan harus diakui, padahal salah. Ada juga yang bersikeras melakukan apa yang sudah diucapkan, membenarkan apa yang telah dilakukan, padahal tidak cocok dengan konteks terkait. Akhirnya saya berpikir, self-leadership, kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi kepemimpinan diri atau pimpinan diri ya?

 

Pemimpin dan pimpinan, apa bedanya?

Wah .. ga akan habis kalau dibahas di sini. Yang jelas saya tidak ingin memimpin, tapi berharap setiap orang dapat memimpin dirinya sendiri sehingga masing2 mampu mandiri dan beraktivitas dengan efektif sesuai dengan tujuan pribadi, yang kemudian dalam organisasi/perusahaan/komunitas menjadi tujuan kolektif. Saya tidak ingin mengatur, tapi berharap setiap orang punya kepemimpinan dalam dirinya sendiri, bukan mengontrol atau maksa diri, tapi berdamai dengan dirinya sendiri dan menjalankan dengan suka cita apa yang sudah sepantasnya dijalankan dalam rangka mencapai tujuan pribadi dan kolektif tadi.

Berangkat dari curcol ini, saya mengajak kita semua untuk mulai memupuk kepemimpinan diri sendiri. Tidak lagi menunggu dipimpin atau dibimbing, tidak juga berusaha memimpin dan memaksa diri sendiri. Cukup kenali, akses dan sadari. Karena selain diri, masih banyak yang perlu dibantu dan dikembangkan. Daripada sibuk mikirin pengembangan diri yang mandek mending ikuti workshop 3 hari ACCESSING PERSONAL GENIUS. duduk dengarkan, kenali lalu praktek langsung meng-akses jenius masing-masing. Cukup luangkan waktu 3 hari saja untuk mengenali diri sendiri dan mikirin langkah selanjutnya ke masa depan.

About the Author

Mariani Ng

Mariani Ng

She is a Founder of PT. METAMIND Tata Cendekia and the first woman in ASIA who is certified and licensed trainer of  NLP – NS trainings to provide International Certification of Meta-NLP Practitioner, International Certification of Master Practitioner.

Click here for detail

Why METAMIND?  read