Articles tagged with: neuro-semantics

The Art of Listening

Written by Mariani Ng Posted in Mariani Ng on Friday, 26 February 2021.

Listening (mendengarkan) beda dengan hearing (mendengar). Kita bisa mendengar banyak suara tapi belum tentu menyimak suara tersebut. Dan terlebih lagi, listening yang saya maksud bukan hanya perihal suara. Mendengarkan juga dengan mata, untuk mendapatkan keutuhan atas apa yang disampaikan oleh seseorang, baik melalui ucapan, nada suara, ekspresi wajah dan juga gesture. Semua ini merupakan satu kesatuan dalam bahasa komunikasi.

Listening adalah salah satu ketrampilan atau modal dasar dari coaching. Apa gunanya?
Coaching adalah memfasilitasi seseorang untuk mencapai tujuannya, dari segi mindset (pola pikir). Sebagai coach, saya tidak mengajarkan cara, juga tidak memberi solusi. Dengan asumsi bahwa coachee sudah punya pengetahuannya, sudah tahu caranya. Kadang memang mungkin belum kepikiran caranya, tapi minimal sudah punya pengetahuannya. Muncul pertanyaan kecil, bagaimana kalau coachee belum punya pengetahuannya? Aha!! Di sinilah pentingnya listening, untuk mendeteksi sebenarnya coachee saya ini belum tahu (soal pengetahuan), atau belum mau (soal mindset). Kalau memang dia belum punya pengetahuannya, lebih baik arahkan ke training, atau program mentoring. Kadang saya ajarkan juga di tempat kalau memang saya punya pengetahuannya, namun setelah itu fokus kembali pada niatnya, apa pemikirannya atas pengetahuan tersebut. Ah.. bakal jadi panjang kalau saya tulis di sini. Silakan kunjungi website www.meta-mind.com, di sana ada eBook dan juga video tentang Coaching biar lebih jelas.

Back to topic. Apa gunanya Listening?

-    Karena setiap orang butuh didengarkan. Saat kita mendengarkan, orang tersebut akan merasa dihargai. Hal ini membangun perasaan percaya diri orang tersebut bahwa dia berharga. Kalau sudah begitu, dia akan lebih terbuka dan banyak bercerita. Bahasa saya: ‘wong ke wong’, memanusiakan manusia. Maka ini menjadi landasan saya dalam listening, bahwa mendengarkan adalah menghargai. Listening is appreciate.

Siapa Saya – Sebuah Identitas Diri

Written by Mariani Ng Posted in Mariani Ng on Thursday, 18 February 2021.

Siapa saya? Pertanyaan sederhana, yang bisa dijawab dengan sederhana pula. Sebut saja nama diri. Cukup itu jawabannya. Namun apakah nama itu adalah saya? Glekk.. kok jadi ribet. Yang jadi ribet adalah ketika ada yang merasa tidak kenal dirinya sendiri. Dan lebih ribet lagi ketika seseorang merasa sangat mengenal dirinya sendiri sampai tidak ada yang bisa memberi masukkan ketika salah.

Pada awal-awal METAMIND berdiri, saya sering bertanya pada diri sendiri, ‘siapa saya?’. Sebuah pencarian diri ketika terombang-ambing dalam ketidakpastian untuk meneruskan Neuro-Semantics atau tidak di saat itu. Sebuah usaha pemastian diri bahwa ini bidang yang ingin saya tekuni, di samping keinginan untuk menjadi istri dan ibu rumah tangga murni. Dilema di antara pilihan menjadi bunda 2 orang putri yang sedang beranjak remaja di masa itu, atau menjadi profesional yang meneruskan pembelajaran NS saya ke lebih banyak orang di bumi Nusantara ini.

Siapa saya menjadi begitu penting saat itu. Semangat mencari, kemudian frustrasi dan kecewa karena merasa tidak menemukan jati diri. Hingga pada satu titik saya bertanya pada Tuhan dalam doa, siapa saya. Apa yang diinginkan Tuhan atas saya di dunia ini. Dan itulah titik baliknya. sejak itu saya berhenti bertanya ‘siapa saya’, berganti dengan ‘apa yang saya lakukan di dunia ini’. Itu terjadi di sekitar tahun 2006-2007. Ya sudah deh.. akhirnya saya jadi tenang, tidak lagi mencari tahu siapa saya tapi untuk apa saya dilahirkan dan apa tugas saya di dunia ini.

Apakah saya lantas begitu tenang tanpa galau sama sekali hingga sekarang? Tentu tidak. Kenyataan tidaklah seindah harapan.

Meta-Question (2)

Written by Mariani Ng Posted in Mariani Ng on Thursday, 21 January 2021.

Cara bertanya mengarahkan pikiran seseorang. Kita mengenal ada 2 jenis pertanyaan, yakni primary question dan meta question.

- Primary question adalah pertanyaan yang ditanyakan ke arah luar, tentang suatu keadaan dan kejadian yang dialami. Pertanyaan ini bersifat menjelaskan eksternal, dan akan selesai begitu kita mendapatkan keterangan atas keadaan atau kejadian tertentu.
- Meta question berarah ke dalam, ke internal seseorang, tentang pikiran dan perasaan orang tersebut atas suatu keadaan atau kejadian yang dialami. Pertanyaan ini bersifat reflektif, mengajak orang tersebut berpikir dan berpikir kembali dan bisa terus eksplorasi tanpa batas berdasarkan klasifikasi pemetaan cara berpikir orang bersangkutan. (Silakan terus baca penjelasannya di bawah ini)

Meta question adalah ciri khas dari Neuro-Semantics, salah satu ketrampilan yang perlu dimiliki oleh setiap Meta Coach dalam memfasilitasi klien menemukan ‘leverage point’-nya untuk transformasi diri.

Apa pentingnya menggunakan meta question ini?

Why METAMIND?  read