Bhutan, Negara Bahagia

Bhutan, Negara Bahagia

  • Mariani Ng - 13 February 2025

Sudah lama saya ingin ke Bhutan, namun konon oksigen di sana tipis, tidak cocok untuk yang berusia lanjut. Maka keinginan saya pupus seiring dengan bertambahnya usia dari tahun ke tahun.

Begitu baca promosi tour ke Nepal-Bhutan di TX Travel, saya langsung tertarik dan daftar. Satu investasi yang tidak sedikit, terlebih perlu alokasi waktu 10 hari di tengah padatnya kesibukan. Beberapa hari menjelang keberangkatan, muncul keraguan. Apa yang sebenarnya saya cari ke sana?

Salah satu yang menarik adalah karena Bhutan  menggunakan Gross National Happiness (GNH) index, mereka lebih mengutamakan kebahagiaan daripada pendapatan per kapita dalam bentuk angka. 

Gross National Happiness (GNH) Index, mengukur tentang kebahagiaan dan kesejahteraan. Tujuannya adalah untuk membantu Bhutan mencapai keseimbangan antara kesejahteraan materi dan kebutuhan spiritual, emosional, serta budaya masyarakatnya. Bandingkan dengan negara-negara lain yang mengutamakan Gross Domestic Product (GDP), pendapatan per kapita.

Apakah semua penduduk Bhutan bahagia?
Yang jelas wajah-wajah mereka menunjukkan ketulusan.  Menurut penjelasan tour guide lokal, kebahagiaan mereka itu berasal dari dalam. "Tame our 'monkey-mind'. What is the real of our mind and fenomena". Jadi teringat akan salah satu presuposisi, when you win the inner game, the outer game is a cinch. 

Apakah mereka pernah sedih? Kecewa? Marah? Sebagai manusia, tentu saja mereka juga bisa merasakan sedih dan kecewa. Namun mereka memilih untuk tidak mengekspresikannya. Bagi mereka, marah atau sedih adalah atas kesalahan sendiri memilih penderitaan, atas kebodohan sendiri untuk berpikir demikian dan kemudian menjadi marah atau sedih. Mereka bertanggung jawab penuh atas apa yg mereka pikirkan dan rasakan. Tidak menyalahkan, tidak ada blaming. Damai bukan? 

Bagaimana mereka bisa berpikir demikian? Saya diskusi dengan beberapa penduduk lokal perihal ini. Menurut mereka, apa yang sudah terjadi adalah masa lalu, sedangkan masa depan juga belum terjadi. Yang sudah lampau untuk apa dipermasalahkan? Bila ada masalah, maka carilah solusinya. Toh belum tentu juga akan terjadi di masa depan. Just simply live in the now.  Sederhana, hiduplah di masa kini dengan penuh kesadaran. The power of here and now. Membumi dan merasakan, grounded (tidak ngambang).

Beberapa presuposisi muncul di sini.

  • The map is not the territory (apa yg kamu pikirkan belum tentu kenyataan sebenarnya).
  • We are all responding according to our own map of reality, not to the reality itself (kita semua berespon atas dunia internal kita, bukan atas kenyataan sebenarnya).
  • Be responsible to our own map of reality (bertanggung jawab atas apa yg kita pikirkan).
  • When you win the inner game, the outer game is a cinch (ketika kamu bisa mengalahkan diri sendiri secara internal, maka urusan eksternal adalah gampang).
  • Simply live in the here and now (sadari keberadaanmu di sini dan sekarang).

Sederhana.
Bahagia.
Bahagia itu sederhana.

Bhutan, 13 Februari 2025
Mariani
METAMIND

The Author
Mariani Ng