Kapan Coach dan Kapan Tidak?
Kapan Coach dan Kapan Tidak?
- • Mariani Ng - 10 April 2025

Kapan Coach dan Kapan Tidak?
Kalau sedang berada di jalan buntu, mundur dan putar balik lalu cari jalan berbeda. Hanya semudah itu saja. Bahkan kalau soal mau lewat jalan mana menuju ke suatu tempat, GPS bisa memandu. Ikuti saja dan tiba di tempat sesuai waktu yang diperkirakan di GPS tersebut.
Namun, kalau sedang buntu dengan masalah teknis, tidak tahu apa yang perlu dikerjakan padahal semua buku panduan sudah diujicobakan, maka ada baiknya minta saran seorang mentor. Carilah mentor yang specialist sesuai bidangnya. Seorang mentor akan mengajari, membimbing dan mengawasi hal teknis operasional sesuai dengan pengalamannya di bidang yang bersangkutan.
Beda lagi kalau buntu dengan permasalahan non teknis seperti permasalahan rumah tangga atau hubungan orangtua dan anak. Maka, datanglah ke konselor. Seorang konselor akan mengajakmu ngobrol untuk bersama-sama mencari apa sumber permasalahannya lalu memperbaikinya, selesai.
Ada juga yang perlu ke terapis, terutama ketika ada yang perlu disembuhkan secara batin sehingga mulai mengganggu kegiatan sehari-hari. Misalnya, gangguan tidur, amarah yang tak kunjung selesai atau trauma mendalam. Hal-hal yang perlu penanganan khusus. Seorang terapis dapat menyembuhkan permasalahan tersebut. Maka, carilah terapis yang berpengalaman karena kita butuh saran dan pengalamannya.
Seorang psikolog atau psikiater juga bisa menjadi terapis, dan bahkan sekarang banyak orang yang menjadi terapis setelah ikut beberapa training hypnoterapi saja. Seorang psikolog bisa juga menjalankan konseling, yang pada dasarnya sama-sama eksplorasi ke dalam diri orang yang bersangkutan. Beda dengan psikiater. Seorang psikiater memang menyembuhkan seperti terapis dan bisa menjalankan konseling, tetapi lebih berdasarkan kacamata medis. Oleh karena itu, menjadi seorang psikiater perlu lulus kedokteran (kesehatan fisik) sebelum mengambil jurusan kesehatan mental. Jadi, tidak heran bahwa seseorang akan mendapatkan obat saat menjalankan konseling atau terapinya dengan psikiater.
Dari penjelasan di atas, bila dianalogikan dengan GPS maka GPS bisa memandu hal-hal teknis terkait perjalanan transportasi dan mentor memberi panduan dan monitoring terkait hal-hal teknis. Sedangkan untuk masalah non teknis diserahkan ke konselor bahkan terapis.
Namun, perlu diingat bahwa kegunaan GPS sebenarnya untuk memandu agar mencapai tujuan, bukan hanya saat di jalan buntu saja. Bila profesi-profesi di atas berfokus pada penanganan masalah, maka bila ingin pengembangan diri menuju tujuan perlu memilih beberapa profesi berikut:
- Guru/trainer/instruktur jika ingin belajar sesuatu yang baru.
- Mentor untuk belajar keahlian (spesialisasi) tertentu.
- Konsultan akan membantu seseorang (umumnya perusahaan) untuk analisa dan eksplorasi solusi. Seorang konsultan perlu tahu apa permasalahan yang dihadapi saat ini beserta dengan konsekuensinya sebelum memberikan analisa dan solusi.
Semua profesi di atas bisa menambahkan pendekatan coaching dalam teknis operasionalnya, terutama bila ingin menggunakan pendekatan untuk eksplorasi seseorang secara inside out.
Seorang coach adalah fasilitator untuk mencapai TUJUAN yang telah disepakati baik pribadi ataupun organisasi berdasarkan hubungan keMITRAan dengan pemberdayaan POLA PIKIR dalam memaksimalkan potensinya lahir dan batin (inside-out). Sesuai dengan definisi coach menurut BNSP yang tertuang dalam SKKK No. 2/25/LP.00.00/I/2020.
Teknik coaching yang digunakan tentunya menggunakan pendekatan untuk eksplorasi pola pikir (mindset) seseorang, sehingga mampu menemukan jawaban yang memicu performansi kinerja seseorang untuk mencapai tujuan.
Apa beda coach dengan Meta Coach?
Meta Coach adalah sebutan untuk coach yang telah belajar Meta Coaching Systems dari Neuro-Semantics (NS), yang mana belajar tentang manusia dan pengembangan pola pikirnya, terkait pula dengan perasaan dan tata nilai (values). Seorang Meta Coach perlu memiliki 7 (tujuh) kompetensi yang telah diuji sesuai standard internasional dalam rangka memfasilitasi klien mencapai tujuan dengan fokus utama pada pengembangan pola pikir ini.
Semoga tulisan ini memberikan gambaran tentang beberapa profesi yang mirip coach namun bukan coach, dan juga tentang Meta Coach.
Jakarta, 10 April 2025
Mariani Ng
METAMIND

Mariani Ng
Recent Posts
Ulang Tahun
- • Mariani Ng - 04 June 2025
Stress Management
- • Mariani Ng - 24 May 2025
Kapan Coach dan Kapan Tidak?
- • Mariani Ng - 10 April 2025
Coaching Hanya Satu Sesi Kah?
- • Mariani Ng - 26 March 2025
Collaborative
- • Mariani Ng - 28 February 2025
Popular Posts
Apa Itu Neuro-Semantics?
- • Mariani Ng - 03 April 2024
Apa itu Meta Coaching?
- • Mariani Ng - 03 April 2024
7 Ketrampilan Dasar Meta Coach
- • Mariani Ng - 20 August 2024
Untuk Apa Neuro Semantics (NS) – NLP Diciptakan?
- • Mariani Ng - 20 August 2024
Apakah Mereka Boleh Berpikir?
- • Mariani Ng - 28 August 2024