Refleksi Self-Actualization #1

Refleksi Self-Actualization #1

  • Denny Ang - 20 August 2024

Self-Actualization Reflections #1

DARI META-STATES MENUJU PERWUJUDAN POTENSI

 

Ketika saya mulai memikirkan memulai Pelatihan Meta-Coach pada tahun 2001, tidak pernah terlintas dalam pikiran saya bahwa saya harus menciptakan beberapa model baru untuk menghadapi permintaan dalam dunia baru Coaching. Pikiran itu tidak pernah muncul dalam kesadaran saya. Bahkan, pikiran itu tidak muncul dalam beberapa waktu setelah itu.

Sebenarnya, baru setelah Michelle Duval dan saya mulai berkolaborasi pada sistem Pelatihan Meta-Coach sebagai sistem yang terstruktur secara keseluruhan, kami menyadari bahwa jika kami ingin konsisten dengan landasan kami bahwa coaching tidak sama dengan terapi, dan keduanya adalah modalitas yang benar-benar berbeda, maka kami harus melihat ulang semua "Model Perubahan" yang ada dalam bidang Coaching. Dan apa yang kami temukan mengejutkan kami. Setiap model perubahan tersebut didasarkan pada beberapa model terapi dan tidak satu pun didasarkan pada premis yang mengatur untuk melakukan coaching kepada klien.

Jadi, kami perlu memulai dari awal untuk menciptakan model yang benar-benar baru untuk melakukan coaching pada klien, yang berbeda dengan melakukan terapi pada klien, dan bagaimana mereka berubah. Hasil dari itu adalah ditemukannya model Axes of Change Model yang kami kembangkan berdasarkan literatur dan penelitian, serta pemodelan tentang bagaimana orang-orang yang self-actualizing berubah dan bagaimana seorang coach yang ahli, bekerja dengan proses-proses tersebut. Anda dapat membaca lebih lanjut tentang hal itu dalam buku Coaching Change, Meta-Coaching Volume I.

Namun, itu tidak mengakhiri kebutuhan akan model-model baru. Ketika Michelle dan saya mengidentifikasi persyaratan minimum untuk Coaching sebagai metodologi baru, hal itu mendorong kami untuk secara ketat mempertanyakan apakah kami memiliki model dan mekanisme yang cukup untuk memfasilitasi pengembangan potensi. Jadi saya mulai menjelajahi pertanyaan-pertanyaan berikut:

  • Model-model aktual apa yang kita miliki yang memfasilitasi self-actualization?
  • Model-model apa yang dibuat oleh Maslow, Rogers, May, Assosioli, dll. yang meluncurkan Human Potential Movement?
  • Apa yang dikatakan oleh para pemimpin dan pengembang tentang proses self-actualization?
  • Apa kontribusi NLP terhadap self-actualization?
  • Mengapa NLP jarang menggunakan istilah "self-actualization"?
  • Bagaimana Neuro-Semantics mengangkat hal ini ke level yang lebih tinggi?

Seperti yang dapat Anda bayangkan, upaya pertama saya adalah membuat Self-Actualization Matrix. Apa frames of mind dan meaning yang terbaik untuk mendukung aktualisasi diri yang terbaik dan menjadi diri yang terbaik yang bisa kita capai? Saat meneliti hal ini, saya kembali kepada dua pemimpin utama dalam Human Potential Movement - Abraham Maslow dan Carl Rogers. Jadi saya membaca karya-karya mereka untuk mencari model-model seperti itu. Tetapi hal-hal tersebut tidak ada di sana. Kecuali untuk "Hierarki Kebutuhan" oleh Maslow, Human Potential Movement tidak menciptakan model-model self-actualization. Saya pikir itu aneh. Jadi saya mulai mencari pola-pola dan bertanya-tanya seperti apa model dari the unleashing process.

Pada akhirnya, itu mengarahkan saya untuk menciptakan Self-Actualization Quadrants berdasarkan dua axes of Meaning and Performance, yang tentu saja, hal ini menyoroti Neuro-Semantics (neuro-performance dan semantics-meaning). Dari situlah saya akhirnya mengidentifikasi 11 meta-program yang membentuk kontinum meta-program yang merumuskan Meaning/Performance axis.

Kemudian saya menemukan sesuatu yang agak mengejutkan. NLP hanyalah salah satu dari ratusan cabang dari Human Potential Movement!

Saya tidak tahu itu. Saya tidak tahu bahwa Fritz Perls (Terapi Gestalt) dan Virginia Satir (Sistem Keluarga) adalah dua orang yang diakui sebagai kontributor utama Human Potential Movement. Dan saya tidak menyadari bahwa sebagian besar presupposisi yang kita hargai dalam NLP adalah premis dasar Human Potential Movement yang awalnya diciptakan oleh Rogers dan Maslow. Meskipun saya ingat mendengar Bandler mengkritik Rogers dan Maslow, entah bagaimana saya tidak pernah menghubungkan hal itu dalam konteks tertentu, sehingga tidak benar-benar memahaminya atau menghubungkannya dengan beberapa hal.

Apa arti dari semua ini? Sebagian besar berarti bahwa gagasan-gagasan besar dan menarik dalam NLP sama besarnya dengan gagasan-gagasan besar dan menarik dalam Human Potential Movement. Dan NLP juga tidak mengawali gagasan memodel yang paling cerdas dan yang terbaik. Maslow mulai melakukannya pada tahun 1940-an dan 1950-an! Ya, benar. Jauh sebelum Cognitive Movement dan NLP, Maslow mempelajari self-actualizing people untuk memahami pola-pola mereka. Bagaimana dengan itu!?

Ah yes, itu membawa kita kembali kepada Isaac Newton yang berkata, "Jika saya telah melihat lebih jauh, itu karena saya berdiri di pundak para raksasa." Jadi dengan cara yang sama, jika kita telah melihat lebih jauh atau mengembangkan lebih banyak, itu adalah karena karya jiwa-jiwa raksasa yang telah mendahului kita.

Jadi jika Maslow mengubah paradigma dalam psikologi dari mempelajari orang-orang yang rusak menjadi mempelajari orang-orang yang paling matang, sehat secara psikologis, self-actualizing, dan produktif, dan apa yang ditambahkan oleh NLP pada semua itu adalah beberapa rincian tentang bagaimana mengungkap (elicit) dan menggambarkan strategi-strategi tersebut, memperkaya strategi-strategi tersebut dengan sistem representasional. Dan hal tersebut adalah hal yang revolusioner pada saat itu.

Sekarang masuk ke Meta-States. Apa yang ditambahkan oleh model Meta-States pada semua itu adalah meta-level strategi, cara self-reflexive consciousness kita menciptakan lapisan-lapisan kerangka makna (meaning frames) atas kerangka makna (meaning frames) untuk menciptakan jaringan semantik keseluruhan, a matrix of frames. Dan, jika kita mewujudkan diri kita yang terbaik melalui menciptakan makna yang kaya dan kokoh yang kemudian kita aktualisasikan dengan menghayati (embodying) dalam neurologi kita sebagai peak performances, maka Anda dapat mengandalkan Meta-States dan Neuro-Semantics untuk membawa proses self-actualization ke level berikutnya.

Tertarik? Jika ya, maka ini akan menjadi fokus saya dalam beberapa minggu mendatang dalam seri baru ini tentang Refleksi Self-Actualization. Dan bagi Anda yang mengikuti pelatihan APG yang akan datang, Anda akan mendengar banyak hal baru tentang Unleashing Your Potential melalui Accessing Your Personal Genius States. Masih banyak hal yang dapat dikatakan tentang semua ini - dan itulah yang akan kita bahas dalam minggu-minggu dan bulan-bulan mendatang.



Ditulis oleh : L. Michael Hall, Ph.D. (Co-founder of Neurosemantics)
Diterjemahkan secara bebas oleh Denny Ang (Neurosemantics Trainer) atas seijin penulis

The Author
Denny Ang