Refleksi Self-Actualization #4

Refleksi Self-Actualization #4

  • Denny Ang - 20 August 2024

Self-Actualization Reflections #4

SEBUAH PSIKOLOGI UNTUK PERDAMAIAN DUNIA
(A PSYCHOLOGY FOR WORLD PEACE)

 

Kisah Abraham Maslow adalah kisah seorang pria yang memiliki visi dan menjadi orang yang mengejar visi tersebut sehingga menciptakan pergeseran paradigma dalam bidang psikologi. Dengan melakukan ini, ia membawa perubahan dalam psikologi dari sisi gelap menjadi sisi terang dari sifat manusia. Luar biasa, bukan? Dan berkat komitmennya dalam memodel individu yang mengaktualisasi diri (Self-Actualizers), beliau membentuk dasar ilmiah dan manusiawi untuk visi bahwa manusia memiliki potensi jauh lebih besar daripada yang pernah kita bayangkan.

Kejadian itu terjadi pada tahun 1941 segera setelah serangan bom di Pearl Harbor dan Amerika Serikat masuk ke Perang Dunia II. Maslow telah memperhatikan peristiwa-peristiwa bencana di Eropa dan perang dunia yang sedang dimulai. Kemudian, pada bulan Desember itu, ia mengalami pengalaman puncak, sebuah Aha! yang mengubah hidupnya. Pemikiran pertamanya adalah bahwa ia ingin melakukan sesuatu untuk membantu. Namun, ia berkata, "Saya terlalu tua untuk bergabung dengan tentara." Jadi apa yang bisa ia lakukan? Apa yang bisa ia sumbangkan?.Pada saat itulah Aha! itu muncul. Tiba-tiba ia menyadari bahwa yang benar-benar dibutuhkan oleh para pemimpin dunia untuk menciptakan perdamaian adalah sebuah model yang komprehensif dan akurat tentang motivasi manusia, maka beliau memulai upaya untuk menciptakan model tersebut.

Untuk menciptakan perdamaian, kita harus benar-benar memahami apa yang diinginkan oleh orang-orang, kita harus dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti:

Mengapa orang melakukan apa yang mereka lakukan? Apa yang sebenarnya diinginkan oleh orang-orang?
Apa yang diinginkan oleh para pemimpin? Mengapa ada yang tertarik pada Hitler, Stalin, dan Mussolini?
Apa yang sebenarnya diinginkan oleh orang-orang? Apa yang memotivasi mereka?
Apa yang membentuk kepribadian mereka untuk memiliki motivasi seperti sekarang?

Pada saat itu, bulan Desember 1941, Maslow memutuskan bahwa yang terbaik yang bisa dilakukannya untuk mencapai perdamaian adalah menyediakan model motivasi manusia yang akurat dan berguna. Dan dengan demikian, misinya dimulai dengan serius. Kemudian pada tahun
1954, ia menerbitkan karya klasiknya yang mengubah wajah psikologi, "Motivation and Personality".

Dalam "Motivation and Personality", Maslow mempresentasikan sebuah model motivasi manusia yang mengklasifikasikan kebutuhan dalam dua kategori: kebutuhan atau dorongan yang lebih rendah dan kebutuhan atau dorongan yang lebih tinggi.

Kebutuhan yang lebih rendah beroperasi berdasarkan kekurangan(deficiency) dan mendorong kita dengan kuat sampai kebutuhan yang kita kurang itu terpenuhi atau memperoleh kepuasan. Kemudian dorongan itu mereda dan menghilang.

Kebutuhan yang lebih tinggi sangat berbeda. Mereka adalah dorongan untuk pertumbuhan, dorongan untuk ekspresi, pengembangan - untuk aktualisasi diri. Di sini kita didorong bukan oleh kekurangan, tetapi oleh keinginan untuk menjadi semua yang kita bisa, untuk lebih sepenuhnya mengungkapkan diri kita. Ketika dorongan ini terpenuhi, mereka tumbuh. Mereka menjadi lebih kuat.

Maslow memperkenalkan model motivasi ini sebagai hierarki dengan setiap tingkat kebutuhan yang melahirkan tingkat kebutuhan berikutnya. Prepotensi kebutuhan menunjukkan bahwa semua kebutuhan tidak sama. Kebutuhan kelangsungan hidup (survial) melahirkan kebutuhan
keselamatan (safety) dan keamanan (secure), yang kemudian melahirkan kebutuhan sosial (social needs) akan cinta (love) dan kasih sayang (affection), yang melahirkan kebutuhan akan harga diri (self-esteem and self-regard). Dari kebutuhan yang lebih rendah ini, kita kemudian naik ke kebutuhan aktualisasi diri - kebutuhan untuk mengetahui, mengatur, menciptakan keindahan, ketertiban, kebenaran, kesempurnaan, keadilan, spiritualitas, dll.

Bagaimana hierarki kebutuhan membantu kita memahami manusia, komunitas, dan bangsa? Apa yang ditawarkannya kepada para pemimpin dan politisi? Karena kita didorong oleh kekurangan (deficiency) pada kebutuhan yang lebih rendah, dan semakin rendah kebutuhannya, semakin besar kebutuhannya. Jadi tugas pertama adalah menciptakan masyarakat atau komunitas di mana orang dengan mudah dapat memenuhi kebutuhan kelangsungan hidup (survival), keamanan (safety), koneksi sosial (cinta dan kasih sayang), dan nilai diri (kepercayaan diri, harga diri). Bila ada struktur dan sistem ekonomi memungkinkan orang untuk memenuhi kebutuhan yang lebih rendah ini, maka tidak akan ada diktator /orang yang kuat yang akan mampu menarik atau mengajak orang-orang ini dengan dengan iming iming untuk menyelamatkan atau "merawat" mereka.

Kemudian sebuah masyarakat dapat bergerak naik ke tingkat aktualisasi potensi manusia (actualizing human possibilities) untuk ketertiban (order), kebenaran (truth), penemuan (discovery), keindahan (beuty), pengetahuan (knowledge) dalam diri manusia. Maslow menyebut ini sebagai kebutuhan yang lebih tinggi atau meta-kebutuhan (meta-needs). Di sini kita mengalami nilai-nilai meta (meta-values) dan dorongan meta (meta-drive) serta kesadaran tentang Kehadiran (Being-Cognition). Aspek paling radikal dari model Maslow adalah bagaimana ia menunjukkan bahwa kebutuhan yang lebih tinggi atau meta-dorongan (meta drive) kita didasarkan pada faktor biologis. Mereka merupakan bagian dari sifat manusia! Mereka mengungkapkan sisi terang dari sifat manusia.

Pertanyaan: Bagaimana kita bisa mencapai hal itu? Kita bisa mencapai hal tersebut dengan memenuhi kebutuhan yang lebih rendah. Ketika kita memenuhi tingkat pertama, tingkat berikutnya muncul, dan begitu seterusnya. Saat setiap kebutuhan yang lebih rendah terpenuhi, kebutuhan yang lebih tinggi muncul. Dengan cara ini, kita naik ke hierarki dan akhirnya mencapai kebutuhan yang benar-benar manusiawi, di mana tidak ada kepuasan yang mutlak. Semakin banyak kita mendapatkan keindahan, kebenaran, kontribusi, makna, nilai, cinta, dll., semakin banyak pula yang kita bisa berikan dan semakin besar selera kita untuk mendapatkan lebih banyak.

Dan di sinilah kita melakukan hal-hal, bukan begitu banyak untuk mendapatkan dan mencapai, agar dorongan itu menghilang (karena itu tidak mungkin), tetapi untuk mengekspresikan diri kita, untuk melepaskan kemungkinan-kemungkinan dan potensi di dalam diri kita.


Perdamaian dunia - bagaimana hal ini bekerja untuk perdamaian di planet ini? Bagi Maslow, ini berarti ia terus mengajukan pertanyaan kepada dirinya sendiri dan orang lain seperti:

"Seberapa baik masyarakat yang dapat kita ciptakan dengan mempertimbangkan sifat manusia?"
"Apa yang perlu kita lakukan untuk memenuhi dorongan dan kebutuhan orang-orang sehingga kita dapat menciptakan manusia yang baik dan masyarakat yang baik?"
"Apa yang menghalangi orang memenuhi kebutuhan mereka dan apa yang menghalangi mereka untuk bergerak naik ke kebutuhan yang paling tinggi di mana mereka dapat bergerak melampaui hukum rimba dari kebutuhan yang lebih rendah?"

Dalam Neuro-Semantics (seperti dalam NLP), kita memulai dengan premise Maslow bahwa ada Sisi Terang dari Sifat Manusia (Bright Side of Human Nature) yang memberikan mereka segala jenis sumber daya dan segala jenis kemungkinan-kemungkinan. Dengan asumsi ini, kita kemudian bergerak untuk melepaskan potensi-potensi itu, mengaktifkan kekuatan mendasar seseorang yaitu kekuatan respons seseorang, dan kemungkinkannya untuk mencapai tempat untuk memilih (choice point) untuk melepaskan kemungkinan-kemungkinan tersebut. Inilah yang menjadi fokus APG dan pelatihan Neuro-Semantic lainnya:

Unleashing your Wealth Creation Potentials and becoming financially independent
Unleashing your Business Genius
Unleashing your Writing Genius
Unleashing your Health and Fitness Genius
Unleashing your Learning Genius
Unleashing your Reframing Genius (Mind-Lines)
Unleashing your Perceptual Genius (Meta-Programs)

 

Ditulis oleh : L. Michael Hall, Ph.D. (Co-founder of Neurosemantics)
Diterjemahkan secara bebas oleh Denny Ang (Neurosemantics Trainer) atas seijin penulis.

The Author
Denny Ang